BAB I
PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Asam askorbat oksidase atau disingkat askobase merupakan enzim yang hanya
mengkatalisis reaksi oksidasi asam askorbat saja, baik asam askorbat alami
ataupun sintesis, tetapi tidak mengkatalisis senyawa yang lain misalnya
sistein, glutation,tirosin dan phenol. Enzim heksosidase tersebut mempunyai aktifitas
optimal pada pH 5,6 – 5,9. Asam askorbat oksidase dapat mengakibatkan defisiensi
vitamin C akibat intake zat gizi yang kurang dari makanan.
Vitamin atau vitamine mula-mula di utarakan
oleh sang ahli kimia pola, dia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang larut dalam
amina itu adalah suatu amina yang sangat vital. Dan dari kata tersebut lahirlah
istilah vitamine atau vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai suatu kelompok
senyawa organic yang tidak termasuk dalam golongan protein, karbohidrat, maupun
lemak dan terdapat dalam jumlah kecil dalam bahan makanan tapi sangat penting
bagi beberapa fungsi tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta
pertumbuhan.
Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam
jumlah yang relative sangat kecil, dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda,
di antaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin (precursor) yang
dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segara setelah diserap
oleh tubuh, provitamin mengalami perubahan kimia sehingga menjadi satu atau
lebih bentuk yang aktif. Vitamin tersebut pada umumnya dapat dikelompokkan
dalam dua golongan utama yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang
larut dalam lemak. Dan dalam makalah ini akan mencoba membahas tentang vitamin
yang larut dalam air.
Oleh karna itu kebutuhan vitamin dalam tubuh
harus terpenuhi. Dalam aktivitas sehari-hari tubuh sangat memerlukan vitamin
yang digunakan sebagai pengatur metabolisme dalam tubuh terutama vitamin c
(asam askorbat).
Pada makalah ini akan dibahas tentang kegunaan,
kekurangan, kelebihan, serta sumber-sumber bahan pangan yang mengandung vitamin
c (asam askorbat).
Ascorbic acid (asam
askorbat) adalah salah satu senyawa kimia yang membentuk vitamin C. Ia berbentuk
bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki sifat-sifat antioksidan. Nama askorbat
berasal dari akar kata a- (tanpa) dan scorbutus (skurvi), penyakit yang disebabkan oleh defisiensi
vitamin C. Pada tahun 1937, hadiah Nobel dalam bidang kimia diberikan kepada Walter Haworth atas hasil
kerjanya dalam menentukan struktur kimia asam askorbat. Pada saat penemuannya
pada tahun 1920-an, ia disebut sebagai asam heksuronat oleh beberapa peneliti.
(Kim DO, Lee KW, Lee HJ, Lee CY. 2002).
Vitamin C adalah salah
satu jenis vitamin yang larut
dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal
berbagai penyakit.
Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
(Davies MB, Austin J, Partridge DA. 1991).
Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu
menangkal berbagai radikal bebas. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat
mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.
Vitamin C berhasil diisolasi untuk pertama
kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun
1932 ditemukan bahwa
vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan.[rujukan?] Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi
atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau
asam askorbat dikenal perananny dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap
infeksi.[2] Pada beberapa
penelitian lanjutan ternyata vitamin C juga telah terbukti berperan penting
dalam meningkatkan kerja otak. Dua peneliti di Texas Woman's University
menemukan bahwa murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya
lebih rendah. (Gyorgi AS. 1931).
I.2
Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat
memahami tentang Defenisi Vitamin C, dan bagaimana
pengaruh Vitamin C pada manusia.
I.
2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan klasifikasi Vitamin ?
2.
Apa saja Vitamin yang Larut Dalam Air ?
3.
Apa Peranan vitamin C dalam tubuh
?
4.
Apa pengaruhnya Vitamin C pada tubuh manusia?
5. Bagaimana cara
mengurangi konsumsi senyawa ini ?
6.
Bagaimana kalau kekurangan dan kelebihan Vitamin C ?
1.3Metode Penulisan
Dalam
penulisan makalah Manfaat Vitamin C Bagi Kehidupan Manusia ini, metode penulisan yang digunakan
adalah metode kepustakaan, yaitu dalam pengumpulan data serta bahan-bahan untuk makalah
ini, penulis mendapatkannya melalu
berbagai referensi dari internet maupun buku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dan
Klasifikasi Vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang
sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal
Sedangkan dalam buku Dasar-Dasar Biokimia jilid 1, pengertian vitamin adalah
senyawa organic dalam jumlah mikro yang sangat esensial dalam fungsi kebanyakan
bentuk tubuh, tetapi tidak dapat disintesa oleh beberapa organisme dan harus di
peroleh dari luar tubuh.2 Sebagai pengecualian adalah vitamin D yang dapat
dibuat dalam kulit asalkan kulit cukup terkena sinar matahari.
Vitamin dikelompokkan menjadi 2 golongan utama yaitu
vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K serta vitamin yang
larut dalam air yaitu vitamin C dan B.3 Fungsi khusus vitamin adalah sebagai
kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam
berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan,
sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah. Tubuh
membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya
kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita
penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa
vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.
2.2 Vitamin yang
Larut Dalam Air
Vitamin ini terdiri dari vitamin B dan vitamin
C. Kedua vitamin ini diberi nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan
pada saat vitamin tersebut ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung
percobaan dengan vitamin B ternyata mengandung lebih dari satu vitamin, yang
kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan vitamin B berperan penting dalam
membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, dan dalam
pembuatan DNA dan sel-sel baru.4
a.Vitamin C
Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut
dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin
ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat.
Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh
panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai
antioksidan semakin sering dijumpai. Oksidasi akan terhambat bila vit C
dibiarkan dalam
keadaan asam atau pada suhu rendah. Kelenjar
adrenalin mengandung vit C yang sangat tinggi. Kelebihan vit C dibuah melalui
air kemih.
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.5
Rumus bangun vitamin C,Reaksi metabolisme vitamin C. Sumber-sumber utama
Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini.5
Rumus bangun vitamin C,Reaksi metabolisme vitamin C. Sumber-sumber utama
Sayuran dan buah-buahan terutama buah segar dan
buah yang mentah. Misalnya: Jeruk merupakan sumber utama vitamin C. Brokoli,
sayuran berwarna hijau, kol (kobis), melon dan strawberi mengandung vitamin C
bermutu tinggi dll. Peran Vit C
Oksidasi fenilalanin menjadi tirosin Reduksi
ion feri menjadi fero dalam saluran pencernaan Mengubah asam folat menjadi
bentuk aktif asam folinat Sintesa hormon2 steroid dari kolesterolKekurangan
Vitamin C. Kekurangan vit C menyebabkan penyakit sariawan atau skorbut. Penyakit
skorbut jarang pada bayi biasanya antara 6-12 bulan. Gejala-gejalanya: terjadi
pelunakan tenunan kolagen, infeksi dan demam. Juga timbul sakit, pelunakan dan
pembengkakan kaki bagian paha. Pada anak yang giginya telah tumbuh, gusi
membengkak, lunak dan terjadi pendarahan. Pada orang dewasa skorbut terjadi
setelah beberapa bulan menderita kekurangan vit C dalam makanannya. Gejalanya:
pembengkakan dan pendarahan pada gusi, kaki menjadi lunak, anemia. Akibat yang
parah adalah gigi menjadi goyah dan dapat lepas. Penyakit sariawan yang akut
disembuhkan dengan pemberian 100-200 mg vit C per hari dalam beberapa waktu.7
Aktivitas Redoks Seluler Asam Askorbat
Asam askorbat adalah mikronutrien esensial yang
diperlukan oleh sejumlah fungsi seluler. Pentingnya mempertahankan kadar
askorbat intraseluler ditunjukkan pada banyaknya mekanisme potensial yang
tersedia untuk mendaur ulang askorbat dari produk oksidasi AFR dan DHA dengan
satu dan dua elektron. Daur ulang askorbat menghabiskan NAD(P)H dan GSH,
melalui hal inilah askorbat dapat memengaruhi jalur metabolik. Misalnya, jalur
pentosa fosfat akan terstimulasi, karena menyuplai NADPH. Semakin jelas bahwa
askorbat juga dapat memodulasi jalur signaling dan memengaruhi ekspresi gen.
Beberapa efek antara lain peningkatan ekspresi kolagen oleh stabilisasi
mRNA-nya, memengaruhi maturasi dan diferensiasi sel, memodulasi faktor
transkripsi NF-κB dan AP-1, serta memodulasi pembentukan NO. Meskipun beberapa
aksi ini tidak khas dan sangat tergantung kondisi, namun cukup jelas bahwa
askorbat bukanlah sekedar reduktor.
Sifat Asam Askorbat
Asam askorbat adalah lakton enam karbon yang
secara struktural mirip glukosa. Glukosa memicu sintesis asasm askorbat pada
binatang yang mampu menyintesis asam askorbat. Primata adalah salah satu dari
sedikit binatang yang tidak memiliki kemampuan untuk menyintesis asam askorbat
dan harus memperolehnya dari makanan. Zat ini juga diketahui sebagai vitamin C.
Istilah asam askorbat berasal dari percobaan pada kasus scurvy (penyakit
defisiensi vitamin C) dimana “faktor skorbutik” digunakan untuk mendeskripsikan
suatu zat, yang sekarang dikenal sebagai vitamin C, ditemukan dalam buah jeruk
yang dapat mencegah timbulnya scurvy. Struktur asam askorbat
dan hasil oksidasinya ditunjukkan pada gambar 12.1. Karena hidroksil pada
posisi C3 memiliki sebuah pKa 4.2, secara fisiologi pH asam askorbat
menunjukkan ion askorbat dan karenanya berhubungan dengan askorbat yang dibahas
kali ini. Kehilangan satu elektron akan mengakibatkan terbentuknya radikal
bebas askorbat (AFR) yang juga diketahui sebagai semi-dehidroaskorbat. Apabila tidak
dibentuk kembali menjadi askorbat, maka akan bermutasi dengan cepat menjadi
dehidroaskorbat (DHA). Dengan proses yang sama DHA dapat dibentuk dari oksidasi
dua elektron askorbat. Dengan demikian, sebagai donor elektron, askorbat dapat
berperan dalam reaksi transfer satu atau dua elektron. Askorbat dan AFR
memiliki potensial untuk mereduksi satu elektron yang cenderung rendah yaitu
282 dan -174 mV, dan memungkinkan kedua molekul ini untuk bereaksi dan
mereduksi berbegai spesies. Hal inilah yang menyebabkan askorbat menjadi agen
reduksi kuat dan sebagian besar fungsi biokimianya dihubungkan dengan
sifat-sifat reduksi. Hasil oksidasi askorbat akan mengalami daur ulang. Apabila
tidak, cincin lakton pada DHA akan pecah dan membentuk asam 2,3-diketogulonat
dan akhirnya membentuk asam oksalat sebagai hasil metabolik dan ekskretorik
utama dari askorbat. Fungsi askorbat
telah dibahas dan hanya diringkaskan disini. Pada mamalia, askorbat dibutuhkan
dalam bentuk donor elektron untuk enam enzim
yang memiliki aktivitas mono-oksigenase atau di-oksigenase. Mono-oksigenase
adalah dopamin β-hidroksilase, yang merubah dopamin menjadi noradrenalin, dan
peptidil-glisin α-mono-oksigenasae yang merubah peptida dengan sebuah terminal
C-glisin menjadi peptida dengan terminal C-amida. Di-oksigenase adalah prolyly
4-hydroxylase, prolyl 3-hydroxylase, dan lysyl hydroxylase, yang merubah residu
prolin atau lisin menjadi residu yang terhidroksilasi selama proses biosintesis
kolagen; trimetillisin hidroksilase dan γ-butirobetaine hidroksilase, yang
merubah trimetillisin menjadi hidroksitimetillisin dan trimetilaminobutirat
menjadi karnitin; dan hidroksifenilpiruvat dioksigenase, yang merubah
hidroksifenilpiruvat menjadi asam homogentisat dalam katabolisme tirosin. Peran
askorbat juga adalah sebagai sumber elektron (seperti tembaga yang mengandung
mono-oksigenase), atau untuk mereduksi kofaktor besi pada bagian aktif
di-oksigenase yang mengalami oksidasi besi selama siklus katalitik.
Askorbat memilki sifat antioksidan yang baik
dalam mendeteksi spesies oksigen reaktif (ROS) dan spesies nitrogen reaktif,
serta mendaur ulang α-tokoferol yang teroksidasi. Singkatnya, sistem in vitro
telah menunjukkan askorbat sebagai pendeteksi superoksida, hidroksil,
hidrofilik peroksil, thiyl, dan radikal nitroksida sebaik asam hipoklorit dan
hidrogen peroksida. Hal ini telah dikemukakan secara rinci sebelumnya. Fungsi lain
askorbat adalah dalam metabolisme besi dengan mempertahankan besi pada tingkat
reduksi askorbat sehingga memicu penyerapan besi. Selain itu askorbat juga
memobilisasi besi dari deposit feritin.
Gejala klasik dari defisiensi askorbat, yang
disebut scurvy, dapat secara langsung dihubungkan dengan fungsi askorbat
terutama dalam aksi enzim. Sebagai contoh, salah satu dari gejala awal adalah
kelelahan dan hal ini dapat dijelaskan dengan karnitin yang diperlukan untuk
siklus kelompok akil sapanjang mitokondria untuk β-oksidasi dan produksi
energi. Gejala yang paling khas dari scurvy adalah luka yang susah sembuh,
hemoragik, dan nyeri yang berhubungan dengan kekurangan kolagen. Hidroksilasi
yang tidak sempurna pada residu prolin dan lisin akan merusak bentuk normal
tripel-heliks dan cross-linking dari serat kolagen.
Aspek Nutrisi
Askorbat ditemukan terutama pada buah dan
sayuran, dengan kandungan tertinggi pada buah terdapat dalam jeruk dan berri,
selain itu pada sayuran terdapat dalam sayur hijau seperti brokoli, kol, taoge
dan merica. Kebutuhan harian yang direkomendasikan untuk askorbat pada pria
dewasa berkisar 40 mg/hari untuk Inggris sampai 90 mg/hari untuk Amerika dan
meningkat sebanyak 35 mg/hari pada perokok untuk mengimbangi kenaikan jumlah
askorbat yang dirombak. Satu kali penyajian buah atau sayur dapat mengandung 30
mg askorbat, kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan makanan yang sehat. DHA juga
terdapat dalam makanan, terhitung ~10-20% dari vitamin C, sementara dapat juga
dibentuk melalui oksidasi askorbat pada traktus GI.
Absorpsi askorbat secara primer tergantung pada sodium-dependent vitamin C transporter (SVCT1) pada traktus GI atas. Proses ini efisien dan spesifik serta membutuhkan dua ion untuk mentransfer satu molekul askorbat. DHA diabsorpsi melalui proses sodium-independen yang difasilitasi proses difusi, dengan mekanisme yang belum diketahui. Pada penelitian terhadap manusia, Levine menyatakan bahwa bioavailabilitas askorbat hampir 100% pada dosis 15-200 mg. Dengan demikian, bioavailabilitas berkurang seiring dengan peningkatan dosis sampai ~50% untuk dosis 1 gr, dan ~20% untuk dosis 5 gr. Dalam sel intestinal yang dikultur, pemaparan askorbat jangka panjang menyebabkan berkurangnya ekspresi transporter askorbat intestinal SVCT dalam sel CaCo-2, yang mungkin dapat menjelasakan penurunan bioavailabilitas pada dosis tinggi. Hal ini serupa dengan askorbat dosis tinggi yang akan menyaturasikan sistem transpor. Flavonoid seperti quercitin telah diketahui dapat menghambat uptake askorbat. Bioavailabilitas askorbat yang berasal dari makanan memiliki kesamaan dengan askorbat sintetik. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas adalah glukosa, yang menghambat absorpsi askorbat tapi tidak menghambat absorpsi DHA, dan zat apapun yang dapat menghancurkan askorbat. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang bioavailabilitas DHA. Setelah absorpsi enterosit, askorbat ditransfer sepanjang membran basolateral ke dalam peredaran darah melalui sodium-dependent vitamin C transporter 2 (SVCT2). Askorbat setara dengan 95% vitamin C di dalam darah dan apabila tidak terdapat transfer protein tetap mampu untuk beredar bebas dan berhubungan dengan ruang intraseluler.
Absorpsi askorbat secara primer tergantung pada sodium-dependent vitamin C transporter (SVCT1) pada traktus GI atas. Proses ini efisien dan spesifik serta membutuhkan dua ion untuk mentransfer satu molekul askorbat. DHA diabsorpsi melalui proses sodium-independen yang difasilitasi proses difusi, dengan mekanisme yang belum diketahui. Pada penelitian terhadap manusia, Levine menyatakan bahwa bioavailabilitas askorbat hampir 100% pada dosis 15-200 mg. Dengan demikian, bioavailabilitas berkurang seiring dengan peningkatan dosis sampai ~50% untuk dosis 1 gr, dan ~20% untuk dosis 5 gr. Dalam sel intestinal yang dikultur, pemaparan askorbat jangka panjang menyebabkan berkurangnya ekspresi transporter askorbat intestinal SVCT dalam sel CaCo-2, yang mungkin dapat menjelasakan penurunan bioavailabilitas pada dosis tinggi. Hal ini serupa dengan askorbat dosis tinggi yang akan menyaturasikan sistem transpor. Flavonoid seperti quercitin telah diketahui dapat menghambat uptake askorbat. Bioavailabilitas askorbat yang berasal dari makanan memiliki kesamaan dengan askorbat sintetik. Faktor yang mempengaruhi bioavailabilitas adalah glukosa, yang menghambat absorpsi askorbat tapi tidak menghambat absorpsi DHA, dan zat apapun yang dapat menghancurkan askorbat. Tidak terdapat data yang menjelaskan tentang bioavailabilitas DHA. Setelah absorpsi enterosit, askorbat ditransfer sepanjang membran basolateral ke dalam peredaran darah melalui sodium-dependent vitamin C transporter 2 (SVCT2). Askorbat setara dengan 95% vitamin C di dalam darah dan apabila tidak terdapat transfer protein tetap mampu untuk beredar bebas dan berhubungan dengan ruang intraseluler.
Transporter askorbat SVCT1 dan 2 juga berperan
dalam uptake seluler. Karena beberapa jaringan mengakumulasi askorbat, proses
transfer harus melawan gradien konsentrasi. Lokalisasi spesifik dalam jaringan
menggambarkan fungsi utama askorbat untuk jaringan tersebut. Jaringan yang
aktif mengakumulasi askorbat adalah adrenal, leukosit, sel mesenkim (otot,
kartilago, dan sel tulang), pituitary, paru, hati, dan mata. Transfer DHA
tergantung pada sodium dan energi serta melalui transporter GLUT1 dan GLUT3.
Transfer DHA diketahui lebih cepat 10 kali lipat dibandingkan askorbat dalam
netrofil. Sekali ditransfer, DHA segera direduksi menjadi askorbat, dan dengan
demikian mencegah pembalikan transfer. Askorbat yang dilepaskan dari sel dapat
diabaikan.
2.3 Peranan Vitamin
C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis
protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain
di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan dan
buah jeruk merupakan sumber vitamin C terbesar.
Vitamin
c juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan
mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin c mampu menetralkan radikal bebas di seluruh
tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamini ini juga dapat meningkatkan
pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan,
pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang
mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C
berkurang sampai 81%.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat
seriawan, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan
lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam
askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang
sendi), dan pilek.
Konsumsi
Kebutuhan vitamin C memang berbeda-beda bagi
setiap orang, tergantung pada kebiasaan hidup masing-masing. Pada remaja,
kebiasaan yang berpengaruh di antaranya adalah merokok, minum kopi, atau minuman beralkohol, konsumsi obat tertentu seperti obat antikejang, antibiotik tetrasiklin, antiartritis, obat tidur, dan kontrasepsi
oral. Kebiasaan merokok menghilangkan 25% vitamin C dalam darah. Selain nikotin senyawa lain
yang berdampak sama buruknya adalah kafein. Selain itu stres, demam, infeksi, dan
berolahraga juga meningkatkan kebutuhan vitamin C.
Pemenuhan kebutuhan vitamin C bisa diperoleh
dengan mengonsumsi beraneka buah dan sayur seperti jeruk, tomat, arbei, stroberi, asparagus, kol, susu, mentega, kentang, ikan, dan hati.
Sifat-sifat:
a)
Asam askorbat
menunjukkan metallo-enzim, larut dalam garam dan mempunyai berat molekul
150.000.
b)
Ko-enzim mengandung 6 atom tembaga untuk setiap molekul protein.
c)
Seiring dengan kenaikan kadar tembaga, elemen ini membentukbagian dari
enzim.
d)
Dengan kenaikan suhu 10 °C (diatas nol) jumlah vitamin yang dioksidasikan
naik 2- 2,5 kalinya, dan aktifitas optimal didapatkan didaptkan pada suhu
sekitar 38 °C. Asam askorbat oksidase berperan dalam batas yang luas dari pH
4-7, tetapi pengaruh maksimal adalah antara pH 5,6 – 6,0 dan jika ph diturunkan
2,0 maka enzim menjadi inaktif.
Terdapat pada bahan
makanan:
Tanaman kobis Cucurbita
mexima (labu), ketimun, apel, selada, cress (sejenios seledri yang daunnya
pedas) buah persik, bunga kol, sejenis bayam, kacang hijau, kapri, wortel,
kentang, pisang, tomat, beet dan koherabsi. Cucurlistacea (ketimun, labu, dan melon kuning)
lebih kaya akan asam askuorbat oksidase daripada spesies yang lain.
2.4 Pengaruhnya Vitamin C
Pada Tubuh Manusia
Tanaman juga mengandung
beberapa senyawa yang mencegah oksidasi atau mereduksi asam askorbat sehingga
tanaman menjadi miskin vitamin C. Secara umum kandungan asam askorbat
berbanding terbalik dengan aktifitas asam askorbat oksidase. Asam askorbat
oksidase dapat mengakibatkan defisiensi vitamin C akibat intake zat gizi yang
kurang dari makanan
2.5 Cara Mengurangi Konsumsi Senyawa
Kerja enzim dihambat oleh
pemanasan enzim selamam 1 menit pada suhu 100 °C dan sangat berkurang oleh
perlakuan sulfur dioksida dan dalam larutan gula pekat, enzim juga dihambat
sangat kuat oleh flavonoids dari buah – buahan.
Kekurangan
& Kelebihan Vitamin C (asam askorbat) Vitamin C (asam
askorbat) terdapat dalam buah-buahan asam, tomat, kentang, kubis dan cabe
hijau.
Vitamin C diperlukan
untuk pembentukan jaringan ikat. Vitamin C membantu
penyerapan zat besi dan membantu penyembuhan luka bakar atau luka lainnya. Seperti
halnya vitamin E, Vitamin C juga merupakan
antioksidan.
2.6 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin C
2.6 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin C
Kebutuhan akan Vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya kekurangan pada
berbagai keadaan berikut:
1.
Kehamilan
2.
Menyusui
3.
Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid)
4.
Berbagai jenis peradangan
5.
Pembedahan
6.
Luka bakar.
Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan Vitamin C dalam susu
formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy.
Gejala awalnya berupa rewel, nyeri jika
badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan tidak mengalami penambahan berat
badan.
Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya
menonjol. Yang khas
adalah terjadinya perdarahan dibawah jaringan pelindung tulang dan di sekitar
gigi.
Pada orang dewasa, scurvy
bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging dan tepung
atau teh, roti bakar dan sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan
yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan. Setelah
beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut, akan terjadi perdarahan dibawah
kulit, terutama di sekitar akar rambut, dibawah kuku jari tangan, di sekitar
gusi dan di dalam persendian. Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah.
Tekanan darah dan denyut jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan
darah menunjukkan kadar Vitamin C yang sangat
rendah. Pada bayi dan orang dewasa, scurvy diobati dengan Vitamin C dosis tinggi
selama 1 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih rendah selama 1 bulan.
2.7 Kelebihan Vitamin C
Vitamin C dosis tinggi
(500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common cold, skizofrenia,
kanker, hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.
Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
Tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup.
Dosis yang melebihi 1000 miligram/hari menyebabkan:
1.
diare
2.
batu ginjal
3.
perubahan
siklus menstruasi.
Beberapa orang yang menghentikan asupan Vitamin C dosis tinggi
secara tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.
2.8 Tahun
Penemuan Vitamin
Tahun
penemuan vitamin alami dan sumbernya
|
|||
Tahun penemuan
|
Vitamin
|
Nama biokimia
|
Ditemukan di
|
1909
|
Vitamin A
|
||
1912
|
Vitamin B1
|
||
1912
|
Vitamin C
|
||
1918
|
Vitamin D
|
||
1920
|
Vitamin B2
|
||
1922
|
|||
1926
|
Vitamin B12
|
Telur
|
|
1929
|
|||
1931
|
Vitamin B5
|
||
1931
|
Vitamin B7
|
Hati
|
|
1934
|
Vitamin B6
|
Kacang
|
|
1936
|
Vitamin B3
|
Ragi
|
|
1941
|
Vitamin B9
|
Hati
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Vitamin C merupakan vitamin yang tidak dapat
dihasilakan oleh tubuh dan harus didapatkan dari bahan pangan.
2.
Vitamin
C sangat penting bagi tubuh karena selain sebagai antibodi atau mempertahan
daya tubuh vitamin c juga sebagai anti oksidan bagi tubuh.
3.
Vitamin C merupakan vitamin yang larut dalam
air dan lebih stabil bila berada dalam pH asam.
4.
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis
protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain
di tubuh manusia.
5.
Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan
gangguan pada kehamilan,menyusui,luka bakar,pembedahan.dan berbagai jenis
peradangan
6.
kelebihan vitamin c dapat menyebabkan batu
ginjal,diare,dan perubahan siklus menstruasi.
3.2 Saran
Dengan
adanya biokimia, kita dapat mengetahui apa saja makana yang
baik untuk kesehatn. Sehingga kita dapat menerapkan dalam kehidupan sehari –
hari dengan salah satunya adalah menjaga pola hidup yang sehat. Agar dampak
terburuk, dapat kita cegah.
BAB IV
DAFTAR
PUSTAKA
Roswieem,Albert
L.1982.Dasar-Dasar Biokimia.Erlangga:Jakarta.
Lehninger,A.L.(1997).Dasar-Dasar
Biokimia(edisi ke-Jilid 1,diterjemahkan oleh
M.Thenawidjaja).Jakarta:Erlangga.hlm.hlm.313.
Poedjiati,Anna.(1994).Dasar-Dasar Biokimia.Universitas
Indonesia:Jakarta.
Anonim:http://imocahriau.blogspot.com/2013/07/contok-makalah-tentang-vitamin-c.html
Diakses pada hari kamis 8 mei 2014
Poker Room - Blackjack & Other Casino Games - JTHub
BalasHapusPoker Rooms · BetMGM 익산 출장마사지 Poker Room. The 익산 출장안마 poker room offers 인천광역 출장샵 more than 1000 games including Texas Hold'em, Blackjack, Texas Hold'em, 용인 출장안마 Texas 충청남도 출장안마 Hold'em and Omaha.