PRAKTIKUM V
Topik : ANNELIDA
Tujuan :
Mengamati dan menyebutkan cirri-ciri morfologi dari cacing
tanah
Hari/ tanggal :
Kamis/27
Maret 2014
Tempat :
Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
I.
ALAT
DAN BAHAN
Alat :
1.
Bak paraffin
2.
Loupe
3.
Kertas
4.
Jarum pentol
Bahan :
Cacing tanah (Pheretima sp)
II.
CARA
KERJA
1.
Meletakkan
cacing tanah yang hidup di atas kertas
2. Mengamati morfologi dari cacing tanah.
3. Menggambar dan memberi keterangan.
III.
TEORI DASAR
Annelida berasal dari bahasa Yunanai
yaitu “Annulus” artinya cincin kecil dan “oides” artinya bentuk. Jadi Annelida
berarti cacing berbentuk cincin. Annelida terbagi atas tiga 2 kelas yaitu
Oligochaeta dan polihaeta.
Pheretima
termasuk ke dalam ordo
Oligochaeta yang terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat
mulut/prostomium dan badan bagian posterior terdapat anus. Yang
kita pelajari saat ini adalah ordo
Oligochaeta dan Polychaeta dengan contohnya adalah Pheretima atau Megascolex.
Tubuh Pheretima atau Megascolex terdiri atas segmen-segmen pada
bagian anterior terdapat mulut / prostomium dan badan bagian posterior terdapat
anus. Pada beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang
berbeda-beda dan letak klitelium pun berbeda. Pada phylum Annelida ditandai dengan
adanya setae.
Pada
beberapa spesies cacing tanah memiliki jumlah segmen yang berbeda-beda dan
letak klitelium pun berbeda. Annelida ditandai dengan adanya setae. Cacing yang termasuk Phylum Annelida
berbeda dengan cacing yang lainnya yaitu :
- Anggota tubuh, saluran pencernaan makanan dan dinding tubuh merupakan coeloem yang sebenarnya, dilapisi oleh epidermis yang disebut peritomium.
- Tubuh terbagi atas ruas-ruas yang sering disebut metameria atau somit atau gelang.
- Pada bagian anterior terdapat ruas praeoral, yang disebut prostomium.
- Sistem saraf terdiri atas sepasang ganglion, dimana tiap-tiap ganglion dihubungkan oleh sepasang saraf sehingga disebut sistem saraf tangga tali.
- Tubuh dilapisi oleh lapisan kutikula, tetapi bahannya bukan dari kitine.
- Pada rongga tubuh terdapat sekat kitin yang disebut keptum.
Hewan-hewan
ini memiliki sistem digesti, saraf, ekskresi dan reproduksi yang majemuk. Sistem-sistem tersebut biasanya bersifat
metamerik baik seluruhnya ataupun sebagian. Sebagian besar Annelida memiliki sistem pembuluh yang di dalamnya terdapat
arah yang bersikulasi. Hewan ini bersifat diesius atau hermaprodit, walaupun
pada beberapa jenis terjadi reproduksi aseksual. Dan kebanyakan Annelida
menghasilkan larva yang bersilia.
Kelas I : Chaetopoda
Hidup dalam air laut, tawar atau tanah yang basah.
Adanya ruas mudah dilihat sehingga setiap ruas dipisahkan oleh septa. Mempunyai
coelom yang sebenarnya.
Chaetopoda terbagi menjadi 2 ordo :
a.
Ordo
Polychaeta
Hidup dalam air laut, mempunyai banyak setae. Sebagai
contoh : Nereis virens. Jenis kelamin terpisah dan larvanya disebut
larva trochophor. Larva trochophor adalah larva yang tidak dapat bergerak
sendiri hanya terbawa oleh plankton.
b.
Ordo
Oligochaeta
Sebagian besar hidup di tanah yang basah dan air
tawar. Oligochaeta hanya mempunyai sedikit setae dan sedikit parapoda. Pada
bagian kepala tidak ada appendage (tambahan), hermaphrodit dan tidak mempunyai
larva trochophor. Contoh : Lumbricus terrestris. Pada tingkat tertentu
dapat menyuburkan tanah, karena lorong-lorong yang dapat diisi udara (O2)
dan sisa-sisa kotorannya.
Kelas II : Archiannelida
Merupakan
annelida laut yang kecil tidak mempunyai setae, tidak mempunyai parapoda.
Contoh : Pollygordius appendiculatus.
Kelas III : Hirudane
Merupakan annelida pipih dorso ventral, tidak
mempunyai prostomium. Biasanya tubuh terdiri dari 32 segmen, mempunyai alat
penghisap, pada akhir posterior tubuh tidak mempunyai setae, parapoda dan
hermaphrodit. Coelomnya kecil karena tidak mempunyai jaringan mesenkim. Sebagai
contoh : Hirudo medicinalis. Hirudane terbagi menjadi tiga ordo :
a.
Ordo Achantobdellida dengan ciri tidak memiliki alat
hisap anterior, proboscis atau rahang. Pada ruas 2-4 terdapat dua pasang setae
yang tiap ruas, coelom bersegmen.
b.
Ordo Rhycobdellida dengaan ciri mempunyai mulut yang
kecil dan hidup parasit pada keong dan kaktus serta parasit pada ikan.
Contohnya : Pantobdella.
c.
Ordo Gnathobdellida memiliki ciri alat hisap anterior
dan posterior biasanya memiliki tiga rahang kitin, tidak memiliki proboscis dan
berwarna merah. Contoh : Hirudo medicinalis.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Pheretima sp.
Keterangan
:
1. Oral
(Kepala)
2. Mulut
3. Segmen
4. Klitelum
5. Aboral
(anus)
Tabel Hasil Pengamatan
|
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
Bimo
|
shinta
|
Iday
|
Farida
|
Kimi
|
|
Jumlah
segmen
|
161
|
136
|
131
|
129
|
138
|
Letak klitolium
|
30-41
|
20-27
|
13-18
|
12-20
|
10-16
|
Letak
anus
|
161
|
136
|
131
|
129
|
138
|
Jumlah
setai
|
474
|
402
|
387
|
381
|
408
|
Berdasarkan
literatur :
V.
ANALISIS
DATA
Klasifikasinya :
Kingdom : Animalia
Phylum : Annelida
Classis : Oligochaeta
Ordo : Opisthopora
Familia : -
Genus : Pheretima
Spesies :
Pheretima sp
Menurut (Hegner
& Engemann, 1968)
Cacing tanah (Pheretima sp.) merupakan phylum
Annelida dari kelas Oligochaeta. Spesies ini memiliki
ciri-ciri tubuh : bagian ujung anteriornya tajam, sedangkan bagian ujung
posteriornya lebih tumpul. Tiap-tiap segmen (kecuali segmen pertama
dan terakhir) dilengkapi dengan setae. Mulutnya terletak di bagian anterior dekat
dengan prostomium.
Berdasarkan hasil pengamatan cacing ini
berwarna merah kehitaman dan merupakan hewan hermafrodit, artinya mempunyai 2 alat kelamin dalam satu
tubuh. Pada segmen terakhir
terdapat anus dan biasa disebut anal anus. Bereproduksi secara seksual.
Sebagian besar hidup di air tawar atau di darat. Hermafrodit, tidak mempunyai
parapodia dan terdapat beberapa setae pada pada setiap ruas. Terdapat mulut
pada bagian anteriornya di segmen pertama dan anus pada bagian posteriornya.
Tubuhnya bersegmen dan memiliki klitelium. Pada pengamatan yang pada cacing
tanah ini terlihat setai atau bulu yang terdapat pada setiap semen. Makanan cacing tanah terdiri atas daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada dalam tanah.
Materi-materi tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari dimana hewan tersebut
aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanah dengan ekornya.
Cacing tanah tidak mempunyai alat
respirasi yang khusus untuk mengambil O2 dan membuang CO2.
Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh permukaan tubuh. Oleh
karena itu di bawah kutikula terdapat banyak pembuluh kapiler guna memudahkan
pertukaran gas CO2 dan O2.
1. Stuktur dan Fungsi
Tubuh Pheretima sp. berbentuk
silindris panjang, dapat mencapai panjang tubuh hingga 150 mm. Pada bagian
ujung anterior terdapat tonjolan yang disebut prostomium yang setelahnya
terdapat mulut. Pada ruas ke 16 terdapat klitelium yang berfungsi pada waktu
akan melakukan perkawinan. Tiap-tiap ruas terdapat setae yang membungkus
seluruh permukaan tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak karena adanya otot
retractor dan protractor. Tubuh terbungkus oleh kutikula yang transparan guna
melindungi tubuh dari gangguan fisis atau khemis. Pada kutikula terdapat
kantung-kantung kelenjar yang mengeluarkan cairan sehingga tubuh selalu
mengkilat. Mulutnya berbentuk sabit
dan terletak pada bagian belakang ventral dari prostomium. Sedangkan
anus terdapat pada ruas yang paling akhir.
2. Sistem Reproduksi
Pada sebuah ruas dari cacing tanah
terdapat muara saluran Vas deferens (saluran sperma). Muara tersebut besar dan
membentuk suatu bibir sedang lubang muara oviduct kecil dan bulat terdapat pada
ruas yang lainnya.
Dari lubang tersebut nantinya akan keluar
telur. Dua ekor cacing tanah melekatkan diri dan saling membuahi. Lubang
nephridia terdapat pada setiap segmen kecuali segmen satu dan terakhir. Dan
letak nephridia tersebut adalah antara setae lateral dan setae ventro lateral.
Alat reproduksi terdiri dari alat kelamin jantan dan betina yang terdapat pada
seekor hewan cacing tanah. Alat betina terdiri dari sepasang ovaria. Sepasang
oviduct berhubungan dengan suatu saluran terbuka bersilia, kemudian oviduct
membesar pada kantung telur dan terbuka sebelah luar. Kecuali itu terdapat
sepasang receptaculum seminalis atau spermatheca. Alat kelamin jantan terdiri
dari dua testis yang berbentuk menjari. Dan vasa diferentis sebagai kelanjutan
saluran yang bersilia dan menuju arah luar. Terdapat sepasang vesicular
seminalis dan dua pusat resenvoir. Pembuahan tidak akan terjadi tetapi selalu
bersilang, yakni pada waktu dua hewan cacing tanah mengadakan kopulasi. Dua
cacing tanah akan bersatu dengan membuat sabuk coccon yang berasal dari zat
perekat yang dikeluarkan oleh kelenjar di daerah clitellum.
3. Sistem Pencernaan
Alat
pencernaan terdiri atas : Rongga mulut, Pharinx, Oesophagus, Crop
(provenriculus), Gizzard atau ventriculus, berdinding tebal, Intestinum dan
berakhir dengan anus. Usus merupakan saluran yang silindirs tetapi dinding
sebelah dorsal melekuk dalam dan disebut dengan Typhlosole. Sekitar saluran
pencernaan sebelah dorsal antara pembuluh darah terdapat sel-sel Chloragogen
yang membantu proses penghancuran makanan dan membantu alat ekskresi. Sekitar
oesophagus terdapat kelenjar Calciferous yang menghasilkan cairan Ca
yangberguna untuk menetralisir makanan. Makanan cacing tanah terdiri atas
daun-daunan, sisa-sisa tumbuhan atau hewan yang ada di dalam tanah.
Materi-meteri tersebut dikumpulkan pada waktu malam hari di mana hewan tersebut
aktif keluar dari persembunyiannya dan menggaruk-garuk tanahdengan ekornya.
Tanah
yang mengandung sisa-sisa makanan ditelan masuk mulut pharynx, di sini terdapat
sekresi dari kelenjar Calciferous yangberfungsi untuk menetralisir makanan yang
bersifat asam. Gizzard sebagai alat penggiling bekerja menghancurkan
bahan-bahan makanan yang bercampur dengan tanah. Pada akhirnya zat-zat makanan akan diserap
oleh pembuluh darah dan sisa-sisa zat makanan akan di buang.
4. Sistem Respirasi
Cacing
tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus untuk mengambil O2 dan
membuang CO2. Tugas respirasi dilakukan melalui membran pada seluruh
permukaan tubuh.oleh karena itu dibawah kutikula banyak terdapat pembuluh
kapiler guna memudahkan pertukaran gas CO2 dan O2.
5. Sistem Ekskresi
Alat
pembuangan kotoran berupa suatu alat yang disebut nefridia terdapat pada
tiap-tiap ruas. Saluran nefridia yang bersilia yang disebut nephrostome pada
ruas sebelah muka, sedang saluran lainnya berbelit-belit pada ruas yang
belakang. Silia pada nephrostome menyebabkan adanya cairan yang menggiring
cairan di dalam coelom dan masuk ke saluran yang membelit yang selanjutnya akan
dibuang di muara pada permukaan tubuh.
6. Sistem Peredaran Darah
Darah
cacing tanah terdiri atas plasma darah dan bagian-bagian benda yang melayang
yang disebut Corpuscula. Warna merah dari darah disebabkan oleh hemoglobin yang
larut dalam plasma darah. Saluran darah yang penting : (1) Saluran darah dorsal
atau saluran supra intestinal, (2) Saluran darah ventral atau saluran darah sub
intestinal, (3) Saluran darah bawah batang syaraf atau subneural, (4) Sepasang
saluran darah lateral batang syaraf, (5) Lima pasang jantung yang menghubungkan
saluran darah ventral dan saluran darah dorsal, (6) Dua saluran integumen usus
dan saluran integumen nephridia, (7) Saluran cabang dari saluran darah ventral
ke nephridia, dan dinding tubuh, (8) Saluran parietal menghubungkan saluran
darah dorsal ke saluran di bawah batang syaraf, (9) Saluran cabang dari saluran
darah dorsal ke usus, (10) Saluran darah typhlosole yang menghubungkan diri
dengan saluran darah dorsal.
Saluran
darah dorsal dan jantung menetukan aliran darah. Kedua saluran darah tersebut
mempunyai otot dinding yang kuat menekan darah maju ke muka. Jadi darah akan mengalir dari belakang ke muka
pada saluran darah dorsal. Untuk menjaga akan kembalinya darah dari muka ke
belakang kembali, saluran darah mempunyai klep.
Di dalam jantung juga terdapat klep untuk
menjaga darah agar tidak kembali. Selanjutnya darah yang mengalir dari saluran
darah dorsal masuk ke jantung dan sebagian darah terus dipmpa ke muka. Jantung
memompa darah dari saluran darah dorsal ke saluran ventral, selanjutnya dipompa
ke seluruh tubuh dan akan kembali ke saluran darah lateral batang syaraf.
Aliran darah pada saluran di bawah batang syaraf darianterior ke poatrerior
kemudian naik ke atas melalui saluran parietal.
Dengan adanya saluran darah di dekat
batang syaraf maka system syaraf selalu mendapat darah yang bersih. Untuk mengangkut
kotoran-kotoran di antara jarringan-jaringan yang belum diangkut oleh pembuluh
vena, dilakukan oleh pembuluh limfa, di mana pembuluh limfa menyerahkan kotoran
tersebut melalui pembuluh darah di berikan ke alat ekskresi untuk selanjutnya
di buang.
7. Sistem Syaraf
Terdiri dari sentral yang terdiri
dari dua bagian, termasuk pada bagian dorsal dan disebut otak atau ganglion
suprapharyngeal. Ganglion tersebut dihubungkan dengan sepasang alat penghubung
dengan sepasang ganglion sub pharyngeal yang terletak di bawah pharynx. Dari
bagian itulah akan menjadi batang syaraf sepanjang tubuh dimana pada tiap-tiap
ruas akan menjalar syaraf-syaraf peripher yang terdiri atas syaraf afferent dan
syaraf efferent (datang). Afferent timbul dari sel syaraf motoris, sedang
syaraf yang berasal dari sel syaraf pada epidermis berfungsi sebagai syaraf
sensoris. Sel perasa dilengkapi dengan rambut syaraf yang melewati kutikula
sehingga dapat mencapai dinia luar. Alat perasa tersebut peka terhadap sinar
dan rangsangan lain.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan :
1. Morfologi luar cacing tanah antara lain kepala, mulut, segmen, klitolium, setai, dan anus.
2. Cacing tanah termasuk phylum Annelida. Annelida
terbagi atas tiga 3 kelas yaitu Chaetopoda, Archiannelida, dan Hirudinae .
3. Cacing tanah termasuk dalam kelas
Chaetopoda, yang terbagi menjadi 2 ordo Polychaeta dan Oligochaeta.
4. Cacing tanah termasuk ke dalam ordo Oligochaeta
5. Cacing tanah terbagi atas segmen-segmen pada bagian anterior terdapat mulut/prostomium
dan badan bagian posterior terdapat anus.
VII.
DAFTAR
PUSTAKA
Hegner, Robert.W. & Joseph G.Engemann. 1968. Invertebrates
Zoologi. The Macmillan Company Collier-Macmilllan Limited : London.
Jasin,
Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Surabaya :
Sinar Wijaya.
Bunda
Halang ,Dharmono dan Mahruddin 2014, Penuntun Praktikum Zoologi
Invertebrata. Banjarmasin: FKIP UNLAM Banjarmasin.
Anonim :http://bebas.ui.ac.id/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0020%20Bio%201-4f.htm. Diakses tanggal 30 maret 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar