Jumat, 16 Mei 2014

Strobilus Gymnospermae.



PRAKTIKUM IX

Topik               :  Strobilus Gymnospermae.
Tujuan             : Mengenal berbagai bentuk strobilus jantan dan betina pada  beberapa Gymnospermae dan bagian-bagiannya.
Hari/tanggal    :  Kamis /24 April 2014
Tempat            :  Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

  1. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1.      Baki/nampan
2.      Pisau/cutter
3.      Alat tulis
BAHAN         :
1.      Daun dan strobilus jantan dan betina pinus (Pinus merkussi Jungh. & De Vriese)
2.      Daun dan strobilus jantan dan betina pakis haji (Cycas rumphii L.)
3.      Daun dan strobilus jantan dan betina melinjo (Gnetum gnemon L.)

    II.            CARA KERJA

1.      Mengamati bagian-bagian dari strobilus: sisik, bakal biji, tangkai sporofil, tangkai strobilus, biji dan sayap.
2.      Mengamati bagian-bagian daun, duduk daun dan deskripsi daun.

                            

 III.            TEORI DASAR

            Berdasarkan letak bakal bijinya, divisio Spermatophyta dibagi dalam dua sub divisio, yaitu Gymnospermae dan Angiospermae. Gymnospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tidak berada dalam daun buah, tetapi menempel pada daun buah dan terlihat dari luar, sehingga dinamakan tumbuhan biji terbuka. Sedangkan Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijinya berada dalam daun buah dan tidak terlihat dari luar, sehingga dinamakan tumbuhan biji tertutup.

Ciri-ciri morfologi tumbuhan biji terbuka antara lain:
1.      Berakar tunggang
2.      Daun sempit, tebal dan kaku
3.      Bunga yang sesungguhnya belum terdapat, berupa daun buah dan badan penghasil serbuk sari yang disebut strobilus. Ada 2 macam strobilus yaitu strobilus jantan yang tersusun dari badan penghasil serbuk sari dan strobilus betina yang tersusun dari daun buah.
4.      Terjadi pembuahan tunggal (hanya menghasilkan zigot saja) selang waktu antara penyerbukan dengan pembuahan cukup lama
Ciri-ciri anatomi:
  1. Akar dan batang berkambium, sehingga dapat tumbuh membesar (pertumbuhan sekunder).
  2. Pada ujung akar terdapat sel-sel pemula yang menghasilkan sel-sel kaliptra ke arah luar dan sel-sel ke arah dalam, tetapi tidak jelas batang kaliptra dengan ujung akar.
  3. Batang tidak mempunyai fleoterma (sarung tepung), yaitu endodermis yang mengandung zat tepung.
  4. Buluh kayu pada berkas batang pengangkut akar dan batang terbentuk dari trakeid saja sehingga bersifat homogen.
            Pada pertumbuhan gymnospermae, daun kadang-kadang berupa helaian, serupa kulit, cukup besar ataupun berbentuk jarum atau sisik-sisik kecil. Bunga berkelamin satu berumah satu atau dua, telanjang. Bunga jantan mirip untai (amentum), benang sari banyak, tangkai sari dengan ujung perisai ini. Bunga betina, yang diberi nama “kerucut” dengan banyak sisik kerucut berjejal rapat dan tersusun spiral, ini dengan perisai di ujung dengan satu bakal biji pada sisi atas dekat pangkal, kadang-kadang mendukung sisik yang kedua (sisik buah), dan ini dari atas dengan bakal biji. Kerucut buah pada waktu masak jatuh bercerai berai. Biji bersayap atau tidak.

 IV.            HASIL PENGAMATAN

  1. a.  Pinus jantan                                  b. strobilus betina



Keterangn :
1.       Cabang dengan  strobilus jantan
2.       Cabang pendek dengan 2 daun berbentuk jarum
3.       Seludang
4.       Mikrosporofil
5.       Biji bersayap
6.       Daun
7.       Ujung daun







  1. a.Pakis Jantan                                   b. betina




Keterangan :
1.      Daun buah
2.      Bakal buah
3.      Tangkai daun
4.      Duri
5.      Pangkaldaun
6.      Tepi daun
7.      Urat daun
8.      Ujung daun







3.      a. Melinjo haji (jantan)                                 b. betina



Keterangan :
1.      Tangkai strobilus                                
2.      Strobilus
3.      Tangkai daun
4.      Pangkai daun
5.      Urat daun
6.      Ujung daun
Menurut literatur :
1.      Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese)
Strobilus betina
pinus 7









Female cones
 
 




                                                                                                          









Sumber:

 
Strobilus jantan
Keterangan :
1.      sisik bunga
2.      daun         

                  








2.      Melinjo (Gnetum gnemon L.)
 
Tanaman Melinjo










Sumber :
Melinjo_jpg_files/Image_Melinjo.htm (Diakses 25 April 2014)

a.    Strobilus betina                                   b.  Strobilus jantan
http://www.uni-bayreuth.de/obg/images/monatspflanze/gnetum_maennl.jpghttp://www.rz.uni-karlsruhe.de/~db26/Fotos-Knoch/Gnetum%20gnemon1.jpg














Sumber:

3.      Pakis haji (Cycas rumphii L.)
Tanaman Pakis haji
                                                                  




Sumber  :
a.       Strobilus  jantan                             b.  Strobilus betina





 

 
 










Sumber:
a.       http://www.ppp.com.au/jpegs/cycas6.jpg (diakses 17 Mei 2010)


Sumber      :  www. tutornext.com 
Diakses pada tanggal : 25 April 2014

    V.            ANALISIS DATA

1.   Pinus (Pinus merkussi Jungh. & De Vriese)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diketahui bahwa Pinus (Pinus merkusii) umumnya berumah satu, strobilus jantan dan strobilus betina terdapat dalam satu pohon. Strobilus jantan terdapat di ujung cabang, membawa banyak mikrosporofil yang tersusun secara spiral. Strobilus betina terletak agak jauh dari ujung cabang; terdiri dari sisik-sisik ovula yang tersusun secara spiral. Biji pada pinus biasanya bersayap. Pada bunga jantan memiliki panjang ± lk 2 cm, terletak pada pangkal tunas muda, silindris dan sedikit berbangun telur. Bijinya berbentuk pipih bulat telur.
Klasifikasi berdasarkan Cronquist. 1981:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Pinophyta
Sub divisio      : Pinophytina
Classis             : Coniferopsida
Ordo                : Coniferales
Familia            : Pinaceae
Genus              : Pinus
Species            : Pinus merkussi Jungh.
                                        
2.   Pakis haji (Cycas rumphii L.)
Pakis haji (Cycas rumphii L.) ini adalah tumbuhan yang berumah dua, bunga-bunga tersusun dalam strobilus, setiap bunga berkelamin satu. Strobilus jantan jarang ditemukan. Strobilus betina terletak di ujung batang, membawa banyak makrosporofil yang bisa lepas satu sama lain atau kompak, pada strobilus betina ini terdapat biji.
Bijinya terdiri dari masasel yang parenkimatis yang biasanya disebut nuselus (megas porongium). Jika dibelah secara melintang atau membujur akan terlihat lapisan ectoderm, mikrofil, lapisan mesoderm dan lapisan endoderm. Bijinya berbentuk bulat memanjang dan berwarna coklat orange.
Klasifikasi berdasarkan Cronquist. 1981:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Pinophyta
Sub divisio      : Cycadophytina
Classis             : Cycadopsida
Ordo                : Cycadales
Familia            : Cycadaceae
Genus              : Cycas
Species            : Cycas rumphii L.

3.   Melinjo (Gnetum gnemon L.)
Dari hasil pengamatan bunga tanaman melinjo (Gnetum gnemon L.) keluarnya dari ketiak daun. Bunga ini tersusun secara bertingkat , yang dalam satu karangan bunga terdapat bunga betina saja atau bunga jantan saja. Bunga jantan berwarna hijau kekuningan. Pada bunga betina terdapat bakal biji yang terbungkus daun buah. Jika dibelah secara membujur atau melintang bijinya terbagi menjadi tiga bagian yaitu eksodermis (kulit luar), mesodermis (kulit tengah) dan endodermis (kulit daun). Selain tersusun secara bertingkat strobilusnya berbuku-buku, pada setiap buku terdapat kupula yang dibentuk dari sisik-sisik braktea yang bersatu. Untuk strobilus jantan pada setiap buku terdapat 1 lingkaran bunga-bunga yang steril di sebelah atas dan dibawahnya terdapat beberapa lingkaran bunga-bunga jantan. Sedangkan pada strobilus betina hanya terdapat 1 lingkaran bunga-bunga betina. Setiap bunga betina mempunyai perigonium yang berdaging dengan 1 ovul yang mempunyai 2 integumen yaitu integumen luar dan integumen dalam.
Klasifikasi berdasarkan Cronquist. 1981:
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Pinophyta
Sub divisio      : Gnetophytina
Classis             : Gnetopsida
Ordo                : Gnetales
Familia            : Gnetaceae
Genus              : Gnetum
Species            : Gnetum gnemon L.

 VI.            KESIMPULAN

1.      Pada Pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vriese) strobilus jantannya tersusun atas mikrosporofil yang tersusun spiral, untuk strobilus betinanya tersusun atas sisik-sisik ovula yang tersusun secara spiral.
2.      Pada Pakis haji (Cycas rumphii L.) strobilus jantan jarang ditemukan dan strobilus betinanya membawa makrosporofil yang bisa lepas satu sama lain.
3.      Pada Melinjo (Gnetum gnemon L.) strobius jantannya berbuku-buku dengan terdiri atas beberapa lingkaran bunga jantan, untuk strobilus betinanya hanya terdapat satu lingkaran bunga betina saja.














VII.            DAFTAR PUSTAKA
Amintarti Sri. 2014. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin:   PMIPA FKIP UNLAM.

Dasuki, U. A. 1994. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB.

Stennis, Van. 2002. Flora. Jakarta: PT. Pradaya Paramita.

Sumardi, Issirep dan Agus Pudjoarianto. 1992. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas Biologi-UGM. 

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.





Melinjo_jpg_files/Image_Melinjo.htm (Diakses pada 25 April 2014)



Anonim:http://www.ppp.com.au/jpegs/cycas6.jpg (Diakses pada 25 April 2014)







RUMUS BUGNA DAN DIAGRAM BUNGA




PRAKTIKUM VII

Topik               : Rumus Bunga dan Diagram Bunga
Tujuan             : Membuat rumus bunga dan diagram bunga
Hari/ tanggal   : Kamis/ 10 April 2014
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin
 

I.                   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat
  1. Baki/nampan
  2. Alat-alat tulis
B.     Bahan
  1. Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
  2. Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
  3. Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos aeris)
  4. Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
  5. Bunga Tasbih (Canna sp.)
  6. Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.)

II.                CARA KERJA
  1. Menyiapkan alat dan bahan.
  2. Membuat rumus bunga dan diagram bunga dari bahan-bahan yang tersedia.

III.              TEORI DASAR
Bagian tumbuhan yang sering dideskripsikan adalah bunganya. Dalam mendeskripsikan bunga, selain dengan kata-kata, dapat ditambahkan dengan gambar-gambar yang melukiskan bagian-bagian bunga atau berupa diagram bunga.

Kecuali dengan diagram, susunan bunga dapat dinyatakan dengan sebuah rumus yang terdiri atas lambang-lambang, huruf-huruf, dan angka-angka yang semua itu dapat memberikan gambaran mengenai berbagai sifat bunga beserta bagian-bagiannya.
Diagram Bunga
Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada diagram itu digambarkan penampang-penampang melintang daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (axillaries atau terminalis) dan bagian-bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya sendiri dapat secara empiris (keadaan sesungguhnya) atau teoritis (keadaan seharusnya). Untuk lebih jelasnya sebagai berikut :
a.    Letak bunga pada tumbuhan
1.      Bunga pada ujung batang atau cabang
2.      Bunga yang terdapat dalam ketiak daun
b.   Bagian-bagian bunga yang akan kita buat diagram tadi tersusun dalam beberapa lingkaran
            Dalam menggambar bagian-bagian bunga yang harus diperhatikan adalah:
a.    Berapa jumlah masing-masing bagian bunga.
b.   Bagaimana susunannya terhadap sesamanya (bebas satu sama lain, bersentuhan tepinya, berlekatan, atau lainlagi.
c.    Bagaimana susunannya terhadap bagian-bagian bunga yang lain (berhadapan atau berseling, bebas atau berlekatan, dan sebagainya).
d.   Bagaimana letak bagian-bagian bunga terhadap bidang median.





Rumus Bunga
Lambang-lambang yang dipakai dalam rumus bunga memberitahukan sifat-sifat bunga bertalian dengan simetri dan jenis kelaminnya, huruf-huruf merupakan singkatan dari bagian-bagiannya, sedangkan angka menyatakan jumlah masing-masing bagian bunga. Oleh suatu rumus bunga dapat ditunjukkan hal-hal sebagai berikut:
a.       Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K
b.      Mahkota atau tajuk (corolla) dinyatakan dengan huruf C
c.       Benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, dan
d.      Putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G
Jika antara kelopak bunga dan mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian tersebut digunakan huruf P untuk tenda bunga (perigonium). Penulisan rumus bunga, di belakang  huruf-huruf tersebut ditaruhkan angka-angka yang menyatakan jumlah bagian-bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka dari satu bagian bunga diberikan tanda koma (,).
Di depan rumus bagian bunga, hendaknya ditambahkan simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak dan tanda (↑) untuk bunga bersimetri satu. Selain itu juga lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk bunga banci dipakai lambang (♀), untuk bunga jantan dipakai lambang (♂), dan untuk bunga betina dipakai lambang (♀). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak, tajuk dan benang sari (berlekatan atau berpisah), digunakan tanda kurung untuk mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau di bawah) angka yang menunjukkan jumlah putik, sesuai kedudukannya.










IV.             HASIL PENGAMATAN
1.      Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Rumus bunga : ♀ K 5 C(5) A~G (1)
Diagram bunga :












Keterangan :Bunga banci dan simetri
1.       Mahkota (corolla)
2.      Benang sari
3.      Kelopak bunga (calyx)
4.      Putik (ginaecium)

Berdasarkan literatur :
                                                                                              







2.      Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis)
Rumus bunga : ♀ * P 5, A 8, G 1
Diagram bunga :
           
 


     
















Keterangan :

1.       Mahkota bunga (corolla)=5
2.      Benang sari (androecium)=8
3.      Putik (gynaecium)=1

Berdasarkan literatur :
                                                                                  












3.      Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos aeris)
Rumus bunga : ♀ ↑ P 5, A~ , G 1
Diagram bunga :
 



















Keterangan :
1.       Benang sari
2.      Tenda bunga
3.      Putik (calyx)

Berdasarkan literatur :

 














4.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Rumus bunga : ♀ * K 5 , C 5, A ~, G 5
Diagram bunga :
 






Berdasarkan literatur



                                                                               


Keterangan :Bunga banci asimetri
1.       Kelopak bunga (calyx)=5
2.      Mahkota bunga (corolla)=5
3.      Benang sari (androecium)= ~
4.      Putik (gynaecium)=5

Berdasarkan Literaur :

 







5.      Bunga Tasbih (Canna sp.)
Rumus bunga : ♀ * K 2+3, C 3, A 5, G 1
Diagram bunga :
 













Keterangan : Bunga banci,asimetri.
1.       Kelopak bunga (kalyx)=2+3
2.      Mahkota bunga (corolla)=3
3.      Benang sari (androecium)=5
4.      Putik (gynaecium)=1


Berdasarkan literatur :
                                                                               









6.      Bunga Teratai (Nimphaea lotus L.)
Rumus bunga : ♀ * P 4+4+8+9+8, A ~, G 26
Diagram bunga :
 













Keterangan :Bunga banci bersimetri banyak.
1.       Tenda bunga (perigonium)=4+4+8+9+8
2.      Benang sari (androecium)= ~,
3.      Putik (ginaecium)=26
4.       

Berdasarkan literatur :
                                                                               








V.                ANALISIS DATA
1.      Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub Classis      : Asteridae
Ordo                : Gentianales
Familia            : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species            : Allamanda cathartica L.
(Sumber : Cronquist, 1981)
Berdasarkan pengamatan rumus bunga alamanda adalah ♀  K 5, C(5), A~ , G(1) artinya bunga alamanda termasuk bunga banci dan tidak memiliki simetri, Kelopak bunga terdiri dari 5 buah kelopak, Mahkota bunga berjumlah 5 buah serta benang sari  jumlahnya tak terhingga, dan tidak saling berlekatan, dan putik berjumlah 1 buah.

2.      Bunga Kertas (Bougenvillea spectabilis)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Caryophyllidae
Ordo                : Caryophyllales
Familia            : Nyctaginaceae
Genus              : Bougainvillea
Species            : Bougainvillea spectabilis
(Sumber :Steenis, 2003)

Menurut hasil pengamatan pada bunga kertas didapat rumus bunganya     P (5), A (8), G (1) Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada bunga kertas merupakan bunga banci (hermaphrodite), pada bnga kertas hanya ditemukan tidak terdapat kelopak bunga karena merupakan bunga tabung, mahkota bunganya  berjumlah 5 buah, jumlah benang sarinya 5 dan jumlah putiknya 1 buah yang terletak di dalam mahkota yang sangat pendek. Bakal buahnya tak dapat diamati daun buahnya karena sangat kecil yang terletak menumpang pada dasar bunga.

3.      Anggrek Kalajengking (Arachnis flos-aeris).
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Classis                         : Liliopsida
Sub Classis      : Lilidae
Ordo                            : Orchidales
Familia            : Orchidaceae
Genus                          : Arachnis
Species            : Arachnis flos-aeris
(Cronquist, 1981)
            Rumus bunga anggrek kalajengking adalah ♀ ↑ P 5, A (1+2), G (2). Anggrek kalajengking merupakan bunga banci karena memiliki putik dan benang sari, tenda bunganya  berjumlah 5, terdapat 2 putik dan 3 benang sari, 1 benang sari asli dan 2 benang sari yang bermodifikasi, bunganya bersimetri tunggal.

4.      Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Klasifikasi       :
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Dilleniidae
Ordo                : Malvales
Familia            : Malvaceae
Genus              : Hibiscus
Species            : Hibiscus rosa-sinensis
(Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan pada kembang sepatu didapat rumus bunganya    K [ 7+(5)], C 5, A (~), G 5. Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada kembang sepatu merupakan bunga banci (hermaphrodite), terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 7 yang berlekatan dan 5 kelopak tambahan yang berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 5 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) tak terhingga dan berlekatan, jumlah putiknya (G) 5 buah yang terletak paling atas. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 5 daun buah yang berlekatan. Bunganya asimetri karena pada tepi mahkotanya tidak beraturan bentuknya.

5.      Bunga Tasbih (Cana sp)
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Liliopsida
Sub classis       : Zingiberidae
Ordo                : Zingiberales
Familia            : Cannaceae
Genus              : Canna
Species            : Canna sp.
(Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan pada bunga tasbih didapat rumus bunganya adalah  ♀ K 3, C 3, A 5, G (3). Dari rumus tersebut dapat diterangkan bahwa pada bunga tasbih merupakan bunga banci (hermaphrodite), terdapat kelopak bunga (K) yang berjumlah 3 yang tidak berlekatan, mahkota bunganya (C) berjumlah 3 buah dan tidak berlekatan, jumlah benang sarinya (A) 5 dan beberapa benang sari bermodifikasi menyerupai mahkota.
Jumlah putiknya (G) 3 buah yang terletak paling bawah. Bakal buahnya tenggelam pada dasar bunga yang terjadi dari 3 daun buah yang berlekatan.

6.      Bunga Teratai (Nymphaea lotus).
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Sub classis       : Magnoliidae
Ordo                : Nymphaeales
Familia            : Nymphaeaceae
Genus              : Nymphaea
Species            : Nymphaea lotus
(Cronquist, 1981)
Menurut hasil pengamatan pada bunga teratai didapati rumus bunganya sebagai berikut yaitu ♀ * P 4+4+8+8+5, A (~), G 20. Dari rumus bunganya berarti bunga teratai juga merupakan bunga banci (hermaphrodite) yang bersimetri banyak (actinomorphus), dan memiliki tenda bunga yang banyak yaitu 29 buah terpisah yang terbagi menjadi 5 lingkaran.  Benang sarinya (A) tak terhingga dan putiknya berjumlah 20 buah.











VI.             KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Diagram bunga merupakan gambaran proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang yaitu daun-daun kelopak, tajuk bunga, benang sari dan putik, juga bagian-bagian lain yang masih ada selain keempat bagian utama tersebut.
2.      Rumus bunga adalah lambang-lambang yang digunakan untuk menunjukkan sifat-sifat bunga seperti jenis kelamin bunga, simetri dan jumlah bagian-bagian bunga (kelopak, benang sari dll).
a)      Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.) dengan rumus bunga : ♀ K 5, C 5, A 5, G 1
b)      Bunga Kertas (Bougainvillea spectabilis) dengan rumus bunga :♀ C (5), A 5, G 1
c)      Bunga Anggrek Kalajengking (Arachis flos aeris) dengan rumus bunga : ♀ ↑ P 5, A (1+2), G 2
d)     Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) dengan rumus bunga  ♀ K [7 + (5)], C 5, A (~), G 5
e)      Bunga Tasbih (Canna sp.) memiliki rumus bunga ♀ K 3, C 3, A 5, G (3)
f)       Bunga Teratai (Nymphaea lotus L.) dengan rumus bunga ♀ * P 4+4+8+8+5, A (~), G 20
3.      Kelopak (calyx) dinyatakan dengan huruf K, mahkota (corolla) dinyatakan dengan huruf C, benang sari (androecium) dinyatakan dengan huruf A, putik (gynaecium) dinyatakan dengan huruf G.
4.      Bersimetri banyak dengan tanda *, bersimetri tunggal dengan tanda , bunga jantan dengan tanda , bunga betina dengan tanda , dan bunga banci dengan tanda .




VII.          DAFTAR PUSTAKA
Adrak, Adria R. dan Sri Amintarti. 2011. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin


Tjitrosoepomo, Gembong.2000. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tjitrosoepomo,Gembong.1991.Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Van Steenis,C.G.G.J.2003.Flora.Jakarta Pradaya Paramitha
                        Diakses pada tanggal 12 April 2014

Diakses pada 12 april 2014

Diakses pada 12 April 2014

                        Diakses pada 12 April 2014

Diakses pada 12 April 2014
           
Diakse pada 12 April 2014